Awas, Perempuan Lebih Rawan Penipuan Pinjol Ilegal!


Literasi  yang minim atas produk dan layanan keuangan menyebabkan perempuan mudah terperdaya oleh layanan keuangan pinjol ilegal, arisan bodong, lintah darat, atau pinjaman lain yang tidak jelas. Hal ini karena perempuan kerap kali harus membuat banyak keputusan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak sedikit kasus jeratan pinjol dialami oleh perempuan, dengan motif memenuhi kebutuhan keluarga.

Minimnya literasi keuangan digital terlihat dari hasil survei nasional tentang literasi keuangan yang dilakukan OJK (2019). Perempuan di Indonesia memiliki pengetahuan, keyakinan, keterampilan, sikap dan perilaku keuangan sebesar 36,13%, lebih rendah dibandingkan laki-laki sebesar 39,94%. 

Kondisi ini karena masih adanya persepsi bahwa pengelolaan keuangan dalam keluarga berada pada suami sebagai pencari nafkah atau yang memiliki pendapatan. Ada anggapan bahwa perempuan dalam rumah tangga sebaiknya berjarak dengan pendapatan suami dan menyerahkan urusan keuangan pada pasangan.

Satu sisi, data dari BPS dan Badan Ekonomi Kreatif sejak 2011 sampai 2016 menunjukkan bahwa perempuan berhasil mendominasi serapan tenaga kerja di sektor industri kreatif, yaitu sebesar 53,86%, lebih tinggi dari industri umumnya yang hanya 37,16%. 

Artinya peran perempuan dalam sektor ekonomi tidak jauh tertinggal. Malah dengan kemajuan teknologi internet, kesempatan perempuan bekerja dari rumah, menjalani industri rumahan semakin tinggi. Dengan demikian, secara perekonomian negara, peran perempuan menjadi strategis dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Dari aspek domestik, keterlibatan perempuan dalam menopang perekonomian keluarga akan mengurangi kesulitan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup. 

Secara umum, banyak keputusan penting lahir dari ruang domestik. Seperti pendidikan anak, pengurangan angka gizi buruk dan stunting, kesehatan keluarga, dan juga keputusan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Tidak aneh mendengar perempuan bisa mengikuti lebih dari dua kegiatan arisan dengan tujuan membantu pengelolaan keuangan keluarga.  

Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Kristianti Puji Rahayu, seperti dikutip dari situs https://www.kemenpppa.go.id/  mengatakan bahwa umumnya perempuan adalah penentu arah kesejahteraan ekonomi keluarga. Untuk itu, program literasi dan inklusi keuangan perlu menyasar perempuan sebagai sasaran utama, mengingat besarnya jumlah penduduk perempuan dan strategisnya peran perempuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional berbasis penguatan ekonomi keluarga. 

copyright © cekfintech.id 2024