Biar Tak Pusing, Gunakan Dana Pinjol Untuk Kegiatan Produktif


Apa sih keunggulan pinjaman online dibanding dengan pinjaman konvensional? Sudah pasti proses transaksinya yang lebih cepat. Cukup bermodalkan smartphone foto dan  unggah dokumen asli (KTP, KK, NPW), cantumkan no rekening bank dan buat akun registrasi. Setelah proses itu selesai, dalam sekejap uang ditransfer sesuai dengan ketentuan. 

Berbeda dengan layanan pinjaman perbankan yang mengharuskan peminjam datang langsung ke bank, membawa ragam syarat administrasi yang rumit, dan butuh proses cukup lama untuk dana cair ke rekening peminjam. Kemudahan ini yang kerap membuat masyarakat mudah memutuskan menggunakan aplikasi pinjaman online. 

Sayangnya, kemudahan ini seringkali tanpa disadari malah membuat peminjam kurang waspada. Saking mudahnya, uang pinjaman malah akan membebani di kemudian hari. Padahal, kemudahan pinjaman melalui lembaga fintech  sejatinya ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu, sebaiknya mudahnya mendapat pinjaman ini  digunakan untuk kebutuhan produktif, bukan konsumtif.

Perlu diingat, bahwa transaksi pinjaman itu, tetaplah utang yang memiliki kewajiban untuk dibayar. Pengembalian pinjaman ini dengan ketentuan bunga dan denda jika terlambat membayar. Celakanya, kalau terjerat pinjol ilegal bakal dibebani dengan bunga dan denda yang berlipat-lipat. 

Lalu, bagaimana membedakan kebutuhan produktif dan konsumtif? Kebutuhan produktif adalah kebutuhan untuk modal awal menjalankan usaha. Pinjaman ini menjadi utang produktif, yaitu utang yang dipergunakan untuk membeli barang atau aset yang nilainya bisa naik dan menambah penghasilan. Seperti KPR, kredit usaha, kredit modal kerja.

Kegiatan produktif menghasilkan penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk membayar pinjaman.

Sedangkan kebutuhan konsumtif adalah kebutuhan untuk barang/jasa yang habis pakai, dan suatu saat nilai barang akan turun. Artinya, utang konsumtif tidak menghasilkan penghasilan tambahan atau nilai tambah atas produk atau barang.

Meskipun untuk kebutuhan produktif, penggunan perlu juga hati-hati memperhitungkan rasio cicilan utang. Sebaiknya cicilan utang maksimal 30-35 % dari penghasilan bulanan. Jika kita memiliki penghasilan 10 juta per bulan, maka maksimal total cicilan utang Rp 3,5 juta untuk kebutuhan produktif dan konsumtif.

Tidak hanya rasio cicilan, rasio utang juga tidak boleh lebih dari 50% dari nilai total aset. Karena semakin besar utang maka semakin besar risikonya terhadap aset yang kita miliki. Contohnya, jika kita mempunyai aset sebesar Rp200 juta, maka maksimal total utang (cicilan x bulan pembayaran) adalah Rp100 juta.

Jika tidak diperhitungkan dengan baik, utang produktif juga bisa membuat keuangan tidak sehat, memberatkan arus kas (cashflow) dan berkurangnya tabungan.

Ada beberapa tips:

  1. Pelajari dan survei terlebih dahulu bunga dan denda yang ditawarkan penyelenggara pinjol. Pilihlah pinjol yang menawarkan bunga dan denda paling rendah untuk meringankan cicilan.
  2. Disiplin untuk melunasi cicilan tepat waktu agar terhindar denda yang tinggi. 
  3. Berhemat untuk kebutuhan lain yang tidak mendesak, seperti kebutuhan hiburan dan gaya hidup. Sebaiknya penghasilan bulanan diutamakan untuk melunasi cicilan lebih dahulu. 
copyright © cekfintech.id 2024