Bank Dunia (World Bank) melansir laporannya akhir tahun 2020 lalu menangani pertumbuhan yang eksponensial terhadap industri fintech. Meski dunia dilanda pandemi Covid-19. Studi yang dilakukan bersama dengan Cambridge Centre for Alternative Finance, University of Cambridge’s Judge Business School, dan World Economic Forum.
“Fintech memperlihatkan bahwa industri ini potensial untuk mengatasi gap dalam layanan keuangan untuk rumah tangga maupun perusahaan dalam skala kecil di negara berkembang,” kata Caroline Freund, World Bank Global Director for Finance, Competitiveness and Innovation dalam keterangannya.
Tidak mengherankan, memasuki tahun 2021, optimisme para perusahaan fintech dunia pun semakin meningkat. Terbukti hampir setiap negara di Eropa, Amerika, dan Asia kini menyelenggarakan festival-festival fintech dengan platform digital.
Di kawasan Asia Tenggara misalnya. Indonesia sudah menyelenggarakan 3 kali perhelatan festival fintech. Pada tahun 2019, tahun 2020 dan tahun 2021. Perhelatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan digital pada masyarakat sekaligus ajang kolaborasi bagi seluruh stakeholders industri keuangan digital.
Perhelatan ini dilakukan selama satu bulan penuh dimulai pada tanggal 11 November 2021 hingga 12 Desember 2021. Puncak acaranya akan diadakan di Bali dengan perhelatan hybrid.
Bersamaan dengan Bulan Fintech Nasional di Indonesia, Singapura juga melakukan perhelatan festival fintech pada tanggal 8 – 11 November. Tak mau ketinggalan, Brunei Darusallam, negara yang berbasiskan pada keuangan syariah juga melakukan perhelatan sama pada akhir tahun 2020 lalu. Menariknya di benua Afrika juga diadakan festival fintech pada 13-15 Oktober 2021 lalu.
Menurut Fintechmagazine.com sebuah situs yang khsusus mengulas fimengenai fintech menyebutkan, menjelang akhir tahun perhelatan fintech dunia semakin kerap. Hal ini mengindikasikan bahwa industri fintech semakin berkembang.