Festival Fintech Indonesia: Bukan Sekadar Ajang Promosi


Tahun ini, Indonesia mempertahankan posisi kedua dengan memperoleh pendanaan sebesar 904 juta dollar AS (26 persen) sementara perusahaan-perusahaan fintech yang berbasis di Singapura terus menarik pendanaan terkuat di ASEAN dan menguasai hampir setengah (49 persen) dari total 167 kesepakatan senilai 1,6 miliar dollar AS dalam pendanaan. Ini termasuk enam putaran besar atau mega rounds senilai total 972 juta dollar AS. 

Seperti diberitakan Kompas.com, pada posisi ketiga ditempati Vietnam yang melonjak tajam menjadi 375 juta dollar AS dalam pendanaan (11 persen) sebagai hasil dari dua putaran besar. Perusahaan fintech di Singapura dan Indonesia menerima pendanaan di hampir setiap kategori,  sebuah indikasi industri yang dinamis dan berkembang dengan adegan investasi yang aktif. 

Meski potensi pertumbuhannya besar, namun edukasi dan literasi ke masyarakat masih harus terus dilakukan. Oleh karena itu, pada penghujung Bulan Fintech Nasional (BFN), akan diadakan The 3rd Indonesia Fintech Summit. Pada ajang ini, mempertemukan para pendiri fintech, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan stakeholder lainnya baik lokal maupun internasional. 

Pertemuan ini juga diharapkan bisa mendorong kolaborasi, serta merumuskan strategi advokasi atau aksi percepatan digitalisasi di industri jasa keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi.

Menariknya, acara ini akan diselenggarakan secara hybrid dari Bali pada tanggal 11-12 Desember 2021. Acara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini memiliki berbagai macam program kegiatan. 

Program 3rd IFS ini telah menjadi acara unggulan industri fintech sejak tahun 2019 yang didukung berbagai lembaga pemerintah maupun asosiasi. Antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan; Kementerian Koperasi dan UMKM; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 

Kemudian ada pula Asosiasi Industri seperti Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA), Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS), serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) turut mendukung 3rd IFS. 

Tahun ini AFTECH juga mencatat peningkatan dukungan dari berbagai asosiasi dalam ekosistem layanan keuangan digital dan ekonomi digital. Penting dicatat spirit of collaboration ini diantaranya dimaksudkan untuk: mendorong digitalisasi sektor jasa keuangan, menyediakan akses layanan keuangan yang makin luas, serta digitalisasi UMKM nasional.

Juga mitra internasional seperti: the World Bank Group, Asian Development Bank (ADB), International Monetary Fund (IMF), SME Finance Network; Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF), API Exchange (APIX); Emerging Payment Asia; Malaysia Fintech Association; Japan Fintech Association; serta Cambridge Center for Alternatives Finance (CCAF).

Jumlah mitra-mitra internasional yang bekerjasama dan mendukung AFTECH dalam BFN dan 3rd IFS juga meningkat. Setidaknya akan ada 2 MoU yang akan ditandatangani dengan mitra internasional ini.

Selama dua hari (11-12 Desember 2021), the 3rd Indonesia Fintech Summit 2021 akan menghadirkan berbagai sesi plenary (termasuk Keynote Speech, Visionary Speech, Meet the Legend, Hardtalk) serta sembilan sesi breakout dengan tema-tema besar seperti: governance (termasuk keamanan siber, RegTech & SupTech), inovasi layanan keuangan digital, infrastruktur dan investasi di sektor keuangan digital, serta perlindungan konsumen. 

copyright © cekfintech.id 2024