Punya dana dalam bentuk digital (e-wallet) bukan hal aneh di masa kini. Maklum, pembayaran kebutuhan sehari-hari melalui aplikasi pembayaran dan dompet digital sudah jadi gaya hidup dalam era kini.
Sebagaimana produk dan layanan keuangan digital lainnya yang berbasis jaringan internet, maka isu terbesar adalah kejahatan digital, seperti peretasan password dan PIN, pencurian data pribadi, penipuan menggunakan akun palsu, dan lainnya.
Hasil riset penelitian dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Inodnesia pada pengguna pembayaran digital, Widyastuti, Handayani dan Wilarso (2017) menunjukkan bahwa aspek keamanan memperoleh nilai tinggi (5,53) sebagai faktor yang dianggap harus ada. Lebih tinggi dari pada aspek kenyamanan (4,18) dan kemudahan penggunaan (3,97). Temuan ini menunjukkan bahwa keamanan menjadi isu krusial dalam pembayaran digital.
Meski demikian, para pengelola pembayaran digital, khususnya dompet digital, tampak serius dalam menarik konsumen ditengah persaingan cukup sengit dalam industri pembayaran digital.
Selain itu, untuk menjawab kekhawatiran konsumen, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Retno Ponco Widarti menjelaskan bahwa dana milik pengguna yang tersimpan di dompet digital tetap aman walaupun tidak dijamin LPS, karena BI telah mengatur penempatan dana oleh penyedia layanan dompet digital.
Komposisi penempatan yaitu minimal 30 persen dana float tadi ditempatkan di giro bank BUKU 4 dan maksimal 70 persen sisanya harus ditempatkan di surat-surat berharga yang mudah dicairkan (liquid).
Selain itu, BI memberikan pengecualian kepada penyedia layanan dompet digital dari kepailitan, serta pengawasan ketat untuk menghindari kecurangan atau fraud oleh penyedia layanan dompet digital.
Pelanggaran atas aturan akan mendapatkan sanksi tegas, termasuk penghentian hingga pencabutan izin operasional.
Tidak kalah penting adalah keamanan pembayaran juga terkait dengan kelalaian penggunaan. Misal beberapa kasus menunjukkan konsumen membiarkan orang lain mengetahui PIN, kode OTP atau menggunakan jaringan internet yang tidak aman saat bertransaksi. Seperti jaringan internet publik dengan VPN dan WIFI gratis.